DRAMA SINGKAT DR. IL NOMENSEN
BABAK I (Suasana orang berkumpul dengan mengadakan ritual diantaranya para raja dan datu bolon).
Moderator : (Suasana musik batak jaman dulu) Di suatu daerah dimana penduduknya masih mengenal pelbegu atau persembahan untuk para nenek moyang dan belum mengenal injil dan berita terang, dimana sifat penduduknya yang keras, sadis, dan kejam sedang melakukan ritual di sebuah tempat untuk meminta petunjuk kepada nenek moyangnya bagi masyarakatnya.
(Musik berhenti)
Datu bolon : (Sambil membuka kain kavan) Ups… Paima… Paima… buka ma ampang I Raja nami…!! (Sambil melihat tu Raja huta) Tudia arah hulu ni panahi habong na dohot pat nai…
Raja huta : Tolema Datu hami, dokkon ma na sa sintongna na tarjadi (Sambil membuka ampang tersebut).
Datu bolon : (Sambil terkejut dan ketakutan) Bah sirgomma hita, maup ma hita… Amanggoi… Amang… (Sambil teriak kecil). Manatap ma ho… mula jadi na bolon… Asi ma roham di hami sega mahita raja nami… sega mahita (para raja bingung).
Raja barita : (Sambil keheranan dan bingung) Bah… bah… aha… nuaeng na masa…
Datu bolon : ndang sadia leleng nai ro ma hagogoan na luar biasa naeng manghancurkan hita, bereng ma (sambil menunjuk ampang) pat… na nuaeng manunjang hita sian selatan.
Raja barita : Bah songoni do hape… Ulu na hira tombak manusuk tu andora na gogo mambunu sude na adong i… oii… raja nami… habong na mangirir tu sude bangso, bahkan tu sude wilayah bona pasogit on.
Datu bolon : ndang mungkin, hita boi manahan i… Amango… Amang…Bohom… di hami ompung mula jadi na bolon (sambil berdiri) mulak… ma hita… akka raja nami…
Raja huta : Beta… ma… hita maninggalhon tempat on, hatop ma hita tu huta ta paboa tu akka dongan, hita sude… ingkon hati-hati da (pulanglah mereka di iringi musik batak).
Moderator : itulah akhir dari sebuah ritual… yang sangat dasyat namun mereka belum mengetahui apa yang akan terjadi. Namun yang pasti akan terjadi sesuatu hal yang besar di tanah batak suatu perubahan, makanya mereka sangat heran dan ketakutan.
KOOR NHKBP :
Moderator : Sementara itu di lain benua nan jauh seorang Nomensen remaja sederhana yang baru saja sembuh dari lumpuh kakinya bahkan hampir diamputasi selama setahun akibat kecelakaan kereta kuda dan kini sedang bercakap-cakap dengan gurunya Callisen di ruang kelas. (Suasana dalam ruangan musik : Bethoven).
DRAMA SINGKAT DR. IL NOMENSEN
BABAK II (Dalam ruangan kelas terjadi perbincangan empat mata antara Callisen dengan Nomensen kecil).
(Suasana musik bethoven)
Nomensen : Guru…!!
Callisen : Apa itu? Anakku…! Tanyakanlah dan keluarkanlah yang ada dalam benak hatimu.
Nomensen : Guru… bisakah saya mempunyai cita-cita memberitakan injil terang ke daerah yang belum pernah mengenal Tuhan Yesus?
Callisen : Anakku Nomensen…!!! (Sambil merangkul dada Nomensen)
Sungguh luhur cita-citamu. Kelak engkau akan memasuki suatu dunia yang terbelakang dan gelap dan engkau dengan cita-citamu akan membawa terang bagi mereka.
Nomensen : Guru… biarlah kiranya ijinkan aku menjadi seorang missioner dan aku akan lebih cepat untuk minta di sidi dahulu lalu aku akan mendaftarkan sekolah di RMG Barmen terlebih dahulu aku akan meminta restu dan ijin kepada kedua ibuku.
Callisen : (Sambil memegang kepala seolah memberi berkat) pergilah anakku… dengan sukacita dan damai di hatimu.
Moderator : (dalam gubuk rumahnya Nomensen mendapati ibunya sedang menjahit).
Nomensen : Selamat sore ibu… sedang apa ibu? (Sambil meletakkan tas).
Anna/ibu : Oh,,, sudah pulang kau rupanya nak, ibu sedang menjahit celanamu yang robek.
Nomensen : (Sambil mendekat ke ibunya) ibu ada yang mau kubicarakan.
Anna/ibu : Apakah itu nak…??
Nomensen : Begini ibu, aku telah bicara tadi dengan Gr. Callisen dan hasilnya aku ingin bercita-cita menjadi seorang missionaries untuk menyebarkan berita injil ke seluruh dunia. Mungkin esok pagi aku sudah pergi untuk belajar alkitab dan disana lalu aku akan melanjutkan sekolah pendeta di RMG Barmen.
Anna/ibu : oh… (sedih, sambil memegang kepala Nomensen) Anakku, sungguh luhur cita-citamu walaupun berat hatiku untuk melepasmu karena engkau adalah anak laki-laki satu-satunya, tetapi aku tetap merestuimu dan cita-citamu. Semoga Tuhan selalu besertamu.
Moderator : Esok pagi-pagi hari dan Nomensen muda telah siap untuk berangkat ia pun berpisah dengan ibu dan adik-adiknya sekeluarga (3 cewe).
(Berangkatlah Nomensen sambil melambaikan tangan ke keluarganya)
KOOR : Anakku na burju
DRAMA SINGKAT DR. IL NOMENSEN
BABAK III
Kapten kapal : Baiklah pendeta disinilah kita berpisah dan dari sini engkau akan melanjutkan perjalanan ke daerah Barus dan aku akan kembali ke kapal dan melanjutkan kembali pelayaranku. Kiranya Tuhan selalu melindungi dan memberkatimu.
Nomensen : Terima kasih kapten atas pelayananmu dan sampaikan salamku untuk seluruh awak kapal… (berangkatlah rombongan Nomensen berjalan masuk) (Kapten kapal meninggalkan Nomensen) (Musik alunan batak)
Moderator : Bersama-sama rombongan ia melanjutkan perjalanan melewati hutan-hutan dan daerah-daerah pedalaman melalui Barus dan Tukka… hingga tibalah ia di Prau Sorat dan tinggal bersama dengan Van Asselt di Sarulla.
Moderator : Suatu hari ia doa pagi sampailah ia berjalan pertama kali di lembah Silindung Siatas barita.
Nomensen : Wah… wah… betapa indahnya wilayah ini. Begitu subur dan nyaman oh tapi saying sekali mereka masih hidup dalam kegelapan, tapi… biarlah aku akan perkenalkan Tuhan Yesus kepada mereka. (Lalu berdoalah dia) (tangan kiri alkitab, tangan kanan ke atas) “Tuhan… biarlah hidup dan mati saya akan bersama-sama bangsa ini untuk memberitakan firmanMu dan kerajaanMu, Amin…!!! (Suara riuh angin… putar…)
KOOR : Dame dohot holong
CREATIF BY : RONALD YOS NAINGGOLAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar